Pengantar
Memasuki
Teori
Komunikasi Islami
Keberadaan
era dunia maya (cyberspace) telah membawa perubahan luar biasa dalam tatanan
komunikasi manusia (human communication). Banyak aspek komunikasi telah
berubah. Unsur-unsur lama telah banyak bergeser. Juga teori jurnalisme,
sistem-sistem media dan teori media yanga ada didunia ini telah terimbas oleh
keberadaan era dunia maya. Pergeseran konseptual juga menimpa aspek etika,
aspek kebebasan, aspek hukum dan aspek bisnis media sebagai akibat keberadaan
era dunia maya. Dan sudah pasti juga imbasnya pada sistem komunikasi religius
termasuk komunikasi islami (Islam).
Persamaan
dan Pebedaan Ciri-ciri
Teori
komunikasi islami (Islam) tergolong dalam kelompok teori komunikasi teokrasi
seperti halnya komunikasi religius lainnya. Secara umum semua macam komunikasi
manusia memiliki ciri-ciri yang sama atau serupa. Misalnya proses, model dan
pengaruh pesannya. Yang membedakan komunikasi islami dengan teori komunikasi
umum adalah terutama latar belakang filosofinya (Al-Qur’an dan Hadits
Rasulullah) dan aspek etikanya yang juga didasarkan pada landasan filosofi
tersebut. Etika komunikasi islami secara umum kurang lebih sama dengan etika
komunikasi umum Isi perintah dan larangan sama atau serupa antara keduanya.
Yang membedakan keduanya adalah sanksi dan pahalanya.
Komunikasi
umum (non-Islam, nonreligius) memang mementingkan pula etika, tetapi sanksi
atas pelanggaran komunikator terhadap etika komunikasi hanya berlaku di dunia.
Sedangkan sanksi atas pelanggaran terhadap etika komunikasi Islam berlaku
sampai di akhirat. Di samping hukuman tentu ada pula ganjaran atau pahala yang
disediakan bagi komunikator Islam yang menaati etika komunikasi agamanya.
Definisi Etimologis
Secara
etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni communicare.
Artinya berbicara, menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan, gagasan
dan pendapat yang dilakukan oleh seorang kepada yang lain dengan mengharapkan
jawan, tanggapan atau arus balik (feedback). Kata benya dalam bahasa Latin
ialah communicatio (dalam bahasa Inggris, communication), artinya
pemberitahuan, pemberian bagian dalam pertukaran; pidato yang boleh pembicara
dimintakan pertimbangan para pendengar. Jadi semacam dialog. Harus ada arus
balik (umpan balik) atau feedback.
Kata
sifatnya ialah communis (Inggris: commonness), dari kata “cum”: yang satu
terhadap yang lain. Akar katanya: “mu” dari “moi” dan “mei”, artinya bertukar
(dalam masyarakat Gemeinshaft). Jadi commonness, communis, berarti ihwal berada
bersama-sama di antara dua orang atau lebih, ihwal kebersamaan, ihwal membagi
kepentingan, keinginan, pengetahuan, kepemilikan dan gagasan.
Jadi
communicare berarti pula dua oran atau lebih, atau sistem, bertindak bersama,
bertemu, berada bersama-sama baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui
media atau saluran tertentu (komunikasi antarpribadi beralat); membagi
pengetahuan, pengalaman, pikiran, gagasan dan perasaan (to make common,
sharing). Sedang kata communique berarti pengumuman resmi.
Definisi Terminologis
Definisi
terminologis tentang komunikasi cukup banyak. Mulai dari yang paling sederhana
(elementer) hingga yang paling luas dan rumit sesuai dengan kemajuan teknologi
komunikasi. Definisi terminologis tentang komunikasi sudah menggambarkan sebuah
proses dan model komunikasi itu sendiri.
Apa
model itu? Ialah gambaran singkat yang mewakili suatu pengertian (konsep) atau
benda yang sifatnya luas, rumit, kompleks, banyak unsur-unsurnya yang berkaitan
antara satu dengan yang lain. Jadi model menyederhanakan suatu pengertian
(konsep) atau benda yang sifatnya seperti itu. Misalnya model proses komunikasi
dan model rumah Minagkabau.
Apa
pula yang disebut proses? Berasal dari kata bahasa Latin, processus, jalannya,
majunya, kemajuan; dari kata procedure berarti melangkah maju. Akar katanya,
pro dan cedo. Pro berarti ke depan, ke muka; cedo berarti melangkahkan kaki.
Processus juga berarti hasil baik, sukses. Arti lain ialah perkara.
Komunikasi
adalah sebuah proses, bukan benda. Artinya sebuah tindakan yang
berkesinambungan.
Beberapa
definisi komunikasi adalah sebagai berikut:
1.
Proses
penyampaian pesan antara dua orang atau lebih;
2.
Proses
penyampaian lambang-lambang yang mempunyai arti;
3.
Tindakan membagi
informasi atau pengetahuan;
4.
Tindakan membagi
orientasi (tujuan) kepada setumpuk isyarat-isyarat informasi (Wilbur Schramm);
5.
Proses yang oleh
individu (komunikator) dikirim stimuli (biasanya verbal) untuk mengubah
perilaku individu lain (komunikan);
6.
Semua cara
(prosedure) yang oleh suatu pikiran bisa mempengaruhi pikiran lainnya. Tidak
hanya ucapan lisan atau tertulis, lukisan, musik, teater, tarian-tarian, dan
segala tingkah laku manusia dengan semua macam saluran atau memburu alat-alat
bermesin lainnya (pesawat tempur) di udara (Claude S. Shannon dan Warren
Weaver, 1949);
7.
Siapa mengatakan
apa, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa akibatnya (Harold D. Lasswell,
1948);
8.
Siapa mengatakan
apa, melalui saluran apa, kepada dan siapa yang menjawab (Neo-Lasswell).
Teori
Amerika dan Eropa
Menurut
Shannon dan Weaver (1949) dalam proses komunikasi terdapat tiga tahap
permasalahan (kendala).
Pertama,
masalah teknik. Yakni seberapa teliti pesan yang dikirim sehingga bisa tiba
pada penerima dengan tepat. Kedua, masalah semantik. Yakni seberapa sempurna
pesan yang telah diterima bisa dimengerti oleh penerima. Mungkin saja pesan
tiba dengan tepat, tetapi tidak dimengerti oleh penerima. Ketiga, masalah
efektivitas. Yakni seberapa besar pesan yang telah dipahami bisa mempengaruhi perilaku
penerima. Bisa saja penerima sudah mengerti maksus perasaan, tetapi tidak
berpengaruh terhadap sikapnya.
Untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut peerlu dilakukan pengulangan pesan
berkali-kali (redundancy). Hal itulah yang terjadi dengan iklan niaga,
misalnya, di media penyiaran.
Sepanjang
sejarah keberadaan ilmu komunikasi dan penelitian komunikasi tidak pernah ada
kesepakatan mengenai istilah komunikasi terutama antara Amerika dan Eropa Barat
(dilihat uraian di atas). Juga tak pernah ada kesepakatan mengenai dampak
komunikasi massa terhadap perubahan sosial dan perubahan sistem politik. Itu
sebabnya banyak sekali teori dan model yang dibuat oleh para pakar terkemuka di
bidang ilmu komunikasi dan ilmu sosial untuk meyakinkan kita mengenai teori
mereka masing-masing. Bagi kita sebenarnya hal itu sangat menguntungkan karena
kita bisa membuat perbandingan dan mengambil bagian-bagian atau unsur-unsur
yang kita anggap tepat atau masuk akal. Atau kita bisa menyusun model baru yang
dikomplikasikan (diramu) dari berbagai model dan teori.
Sumber:
Muis, Abdul. 2001. Komunikasi Islami. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar